Kaos 1 Indonesia

8.7.14
Di detik-detik menjelang Brazil vs Jerman, saya ingin membagi desain kaos yang pernah saya buat untuk lomba membuat Kaos dengan tema "One Nation, One Team", yang diadakan Goal.com beberapa bulan lalu, langsung saja.


Read more ...

Review Perancangan Sistem dengan Data Warehouse dan OLAP

1.4.14
Review
Penggunaan data operasional sebagai sumber informasi sangat diperlukan oleh suatu organisasi atau perusahaan. Data tersebut dapat diolah menjadi sebuah informasi untuk menentukan apa yang akan terjadi di masa mendatang, contoh sebuah perusahaan bisnis membutuhkan data tersebut untuk memprediksi bagaimana perkembangan bisnis di masa mendatang. Oleh karena itu diperlukan teknik pengolahan data untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan, seperti Data Warehouse dan Online Analitycal Processing (OLAP) dalam jurnal ini akan dijelaskan perbandingan antara penggunaan Data Warehouse dengan OLAP.

Data Warehouse
Data warehouse adalah suatu database yang memiliki struktur khusus untuk pembuatan query dan analisis. Data Warehouse berisi kumpulan database yang dapat diambil sesuai kebutuhan. Data warehouse memungkinkan penggunaan untuk memeriksa dan menganalisis data-data historis dalam beberapa bentuk, tetapi data warehouse tidak dapat membuat keputusan.

Proses yang terjadi pada database operasional tidak mempengaruhi data warehouse karena keduanya memiliki database yang terpisah. Dalam data warehouse terdapat beberapa proses diantaranya: mengambil data yang dibutuhkan, mengumpulkan, mempersiapkan (trans-forming, membersihkan, mengintegrasikan, decoding), menyimpan (loading), dan menyediakan data untuk pemakai atau aplikasi yang bersifat query/ reporting (read-only).

Menurut sumber yang kami peroleh, ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk membuat data warehouse, yaitu:
1.Skema bintang (star schema)
Skema ini mengikuti bentuk bintang, dimana terdapat satu tabel fakta (fact table) di pusat bintang dengan beberapa tabel dimensi (dimensional tables) yang mengelilinginya. Semua tabel dimensi berhubungan dengan ke tabel fakta. Primary key pada tabel dimensi akan menjadi key pada tabel fakta atau dapat dikatan juga bahwa tabel fakta memiliki kombinasi key dari tabel dimensi.

2.Skema salju (snowflake Schema)
Skema keping salju merupakan perluasan dari skema bintang dimana skema ini juga mempunyai satu atau lebih dimensi. Hanya saja pada snowflake, tabel yang berelasi pada fact table hanya tabel dimensi utama, sedangkan tabel yang lain dihubungkan pada tabel dimensi utama.

Online Analitycal Processing (OLAP)
OLAP merupakan salah satu bagian dari Data Warehouse, OLAP adalah sebuah sistem informasi yang sering digunakan pada suatu organissasi atau perusahaan dalam mengelola bisnis. Sedangkan seperti kita tahu, bisnis intelegen berguna mengumpulkan semua data mentah untuk diproses menjadi informasi yang berguna sebagai alat untuk menentukan keputusan / kebijakan.

Di dalam OLAP terdapat beberapa proses dalam pengambilan keputusan, yaitu :
1.Slicing dan Dicing
Slicing dan dicing adalah operasi untuk melihat data sebagai visualisasi dari kubus. Dengan slicing dan dicing pengguna dapat melihat data dari beberapa perspektif. Pengguna dapat mengekstrak bagian dari data agregrated dan dapat memeriksa dengan detail berdasarkan dimensi-dimensi yang diinginkan. Data Agregrated merupakan data praperhitungan (precalculated) dalam bentuk rangkuman data (data summarized) sehingga query pada kubus (cube) lebih cepat. Slicing memotong kubus sehingga dapat memfokuskan pada perspektif yang spesifik (pada suatu dimensi). Sedangkan dicing memberikan kemampuan untuk melihat pemilihan data pada dua dimensi atau lebih. Yaitu dengan merotasi cube pada perspektif yang lain sehingga pengguna dapat melihat lebih spesifik terhadap data yang dianalisis.

2.Roll up dan drill down
Drill down dan roll up adalah operasi untuk melihat data global atau detail disepanjang level hiraraki dimensi. Roll up untuk melihat data secara global atau rangkuman (summary). Drill down memandu pengguna untuk memperoleh data yang lebih detail. Drill down ini biasa digunakan untuk menjawab pertanyaan atas suatu kasus tertentu. Misalnya untuk menjawab pertanyaan ketika sebuah summary number (ratarata atau jumlah) di bawah atau di atas harapan.

Dari tiga jurnal yang kami peroleh, disebutkan beberapa tahapan dalam membuat sistem informasi akademik dengan metode Data Warehouse dan OLAP, yaitu :
1.Perancangan Arsitektur Data Warehouse
Perancangan dibuat untuk menentukan informasi yang akan ditampilkan. Jurnal ini mengambil contoh sistem informasi akademik, di dalamnya meliputi informasi mengenai jumlah calon mahasiswa, jumlah mahasiswa baru pada fakultas tersebut, jumlah lulusan yang sekaligus dikelompokkan berdasarkan nilai Indeks Prestasi Kumulatif beserta prosentasenya.

2.Pemodelan Data Dimensional
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa Data Warehouse memiliki banyak model skema, pemodelan berguna untuk mengelompokkan data yang akan digunakan dalam sistem.

3.Pembuatan Prototipe Data
Tujuan dari pembuatan prototipe data warehouse adalah untuk mengetahui kesesuaian antara kebutuhan pengguna dengan data warehouse yang dibuat.

Kesimpulan OLAP merupakan salah satu bagian dari Data Warehouse, Data Warehouse sebuah kumpulan database namun tidak bisa mengambil keputusan, maka dibutuhkan metode OLAP. Dalam prosesnya, Data disimpan dalam data warehouse dalam bentuk multidimensi dioptimasi untuk pencarian kembali (retrieval) untuk OLAP (Online Analytical Processing). Setelah itu dilakukan analisis multidimensi yang memberikan kemampuan untuk melakukan query dan membuat laporan (reporting). Suatu cara melihat data dengan multidimensi tersebut dikenal dengan nama kubus (cube). Kubus ini menjadi struktur OLAP yang utama yang digunakan untuk melihat data (view). Analisis menggunakan kubus ini memberikan fasilitas banyak dimensi untuk melihat data yang diinginkan. Sehingga memungkinkan untuk mengakses data dengan lebih mudah dan cepat untuk menjawab pertanyaan yang dikemukakan.
Penggunaan Data Warehouse pada sistem akademik berfungsi untuk mengumpulkan data – data yang dapat disajikan sesuai kebutuhan pengguna. Sehingga hanya data – data yang diperlukan saja yang terdapat dalam Data Warehouse. Data Warehouse hanya untuk pengumpulan data, maka dibutuhkan metode OLAP, untuk mengambil keputusan dan penyusunan data apa yang akan digunakan.

Referensi Jurnal :
Jurnal Online Universitas Dhyana Pura Bali - jurnal.undhirabali.ac.id
Jurnal perancangan dan pembuatan data warehouse - digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14414-paperpdf.pdf‎
Jurnal Pemanfaatan Data Warehouse sebagai Sarana Penunjang Penyusunan Borang Akreditasi Standar 3 pada Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur - http://pascasarjana.budiluhur.ac.id/
Read more ...

ILMU BUDAYA DASAR - Pengertian dan Tujuan

9.3.14
Ilmu Budaya Dasar (IBD) secara singkat berarti pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah dan kebudayaan.

Istilah IBD dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris "The Humanities". Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dari bahasa Latin Humanus yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya dan halus (fefined). Dengan mempelajari The Humanities diandaikan seseorang ‘akan bisa mcnjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Secara demikian bisa dikatakan bahwa The Humanities berkaitan dengan masalah nilai-nilai, yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar. manusia bisa menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu The Humanities di samping tidak mehinggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri. Kendatipun demikian, Ilmu Budaya Dasar (atau Basic Humanities) sebagai satu matakuliah tidaklah identik dengan The Humanities (yang disalin ke dalam bahasa Indonesia menjadi: Pengetahuan Budaya).

Pengetahuan Budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pe­ngetahuan yang mencakup keahlian cabang ilmu (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini pun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kahlian lain, seperti seni sastra, seni tari, seni musik, seni rupa dan lain-lain. Sedang Ilmu Budaya Dasar (Basic Humanities) sebagaimana dikemukakan di atas, adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Masalah-masalah ini dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities), baik secara gabungan berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya ataupun dengan menggunakan masing-masing keahlian di dalam pengetahuan budaya (The Humanities). Dengan poerkataan lain, Ilmu Budaya Dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasa! dari ber­bagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.

Dengan perkataan lain dapatlah dikatakan bahwa setelah mendapat matakuliah IBD ini, mahasiswa diharapkan memperlihatkan:
a. Minat dan kebiasaan menyelidiki apa-apa yang terjadi di sekitarnya dan diluar lingkungannya, menelaah apa yang dikcrjakan sendiri dan mengapa.
b. Kesadaran akan pola-pola nilai yang dianutnya serta bagaimana hubungan nilai-nilai ini dengan cara hidupnya sehari-hari.
c. Keberanian moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang dirasakannya sudah dapat diterimanya dengan penuh tanggung jawab dan scbaliknya mcnolak nilai-nilai yang tidak dapat dibenarkan.
Tujuan Ilmu Budaya Dasar

Secara umum tujuan IBD adalah Pembentukan dan pengembangan keperibadian serta perluasan wawasan perhatian, pengetahuan dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang ada dan timbul dalam lingkungan, khususnya gejala-gejala berkenaan dengan kebudayaan dan kemanusiaan, agar daya tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan dengan lingkungan budaya dapat diperluas. Jika diperinci, maka tujuan pengajaran llmu Budaya Dasar itu adalah:
1.Lebih peka dan terbuka terhadap masalah kemanusiaan dan budaya, scrta lebih bertanggung jawab terhadap masalah-masalah tersebut.
2.Mengusahakan kepekaan terhadap nilai-nilai lain untuk lebih mudah menyesuaikan diri.
3.Menyadarkan mahasiswa terhadap nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, hormat menghormati serta simpati pada nilai-nilai yang hidup pada masyarakat.
4.Mengembangkan daya kritis tcrhadap pcrsoalan kemanusiaan dan kebudayaan.
5.Memiliki latarbelakang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan Indonesia.
6.Menimbulkan minat untuk mendalaminya.
7.Mcndukung dan mcngcmbangkan kebudayaan sendiri dengan kreatif.
8.Tidak terjerumus kepada sifat kedaarahan dan pengkotakan disiplin ilmu.
9.Menambahkan kemampuan mahasiswa untuk mcnanggapi masalah nilai-nilai budaya dalam masyarakat Indonesia dan dunia tanpa terpikat oleh disiplin mereka.
10.Mempunyai kesamaan bahan pembicaraan, tempat berpijak mengenai masalah kemanusiaan dan kebudayaan.
11.Terjalin interaksi antara cendekiawan yang berbeda keahlian agar lebih positif dan komunikatif.
12.Menjembatani para sarjana yang berbeda keahliannya dalam bertugas menghadapi masalah kemanusiaan dan budaya.
13.Memperlancar pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang yang ditangani oleh berbagai cendekiawan.
14.Agar mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang membangun.
15.Agar mampu memenuhi tuntutan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dharma pendidikan.
Dari kerangka tujuan yang telah dikemukakan tersebut diatas, dua masalah pokok biasa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian matakuliah Ilmu Budaya Dasar (IBD). Kedua masalah pokok tersebut ialah :

a.Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya mcrupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapal didekati dengan menggunakan pe­ngetahuan budaya (The Humanities), baik dari segi masing-masing keah­lian (disiplin) di dalam pengetahuan budaya, maupun sccara gabungan (anlar bidang) bcrbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
b.Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman.

Sumber : http://anwarabdi.wordpress.com
Read more ...

BROS (BRI RTE Online System)

28.1.14
BRI RTE Online System merupakan sistem berbasis web untuk para eksportir Indonesia dalam menyampaikan pelaporan kepada Bank Indonesia melalui Bank Devisa dalam hal ini BRI. Sehubungan dengan pemberlakuan PBI 13/20/PBI/2011, dalam rangka mengakomodir kebutuhan nasabah, BRI menyediakan layanan BROS (BRI RTE Online System) yang berfungsi untuk memantau dan mengelola penerimaan DHE (Devisa Hasil Ekspor) nasabah. Pada BROS ini juga terdapat fasilitas maintenance data PEB dan RTE dengan mudah dan terkontrol.

Sistem ini memiliki fitur :
PEB Data Maintenance
Incoming Transfer query
RTE Reporting Maintenance
Advance Payment Monitoring
Partial Payment Monitoring
Supporting Document Maintenance
Beberapa tampilan BROS :







Apabila ingin memakai fasilitas BROS ini, bisa menghubungi Kantor Cabang BRI terdekat.
Read more ...