Individu berasal dari kata individum
(Latin), Yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Individu menurut
konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai
mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup
yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas
yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun
dengan hakikat yang sama. Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap
objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut
dengan keindahan. Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk
mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap
manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan
hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi.
Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social
yang sering disebut masyarakat.
Pertumbuhan Individu dan Faktor yang Mempengaruhinya
Perkembangan manusia yang wajar dan
normal harus melalui proses pertumbuhan dan perkembangan lahir batin. Dalam
arti bahwa individu atau pribadi manusia merupakan keseluruhan jiwa raga yang
mempunyai ciri khas tersendiri. Walaupun terdapat perbedaan pendapat diantara
para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju
kearah yang lebih maju, dan lebih dewasa. Dalam membahas pertumbuhan itu
bermacam-macam aliran, namun pada garis besarnya dapat di golongkan ke dalam
tiga faktor, yaitu:
1. Pendirian Nativistik, Menurut para ahli
dari golongan ini menunjukkan berbaagai kesempatan ataukemiripan antaraorang
tua dengan anaknya.Misalnya dengan adanya suatu keahlian yanga dimiliki oleh
salah atu orang tua maka kemungkinan besar sang anak pun akan memiliki keahlian
yang sama.
2. Pendirian Empiristik dan
environmentalistik, Pendirian ini berlawanan dengan pendirian nativistik. Para
ahli berpendapat, bahwa pertumbuhan individu semata-mataa tergantung pada
lingkungan, sedang dasar tidak berperan sama sekali.
3. Pendirian konvergensi dan
interaksionisme, Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan
lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
Tahap
pertumbuhan individu berdasarkan psikologi, Pertumbuhan individu sejak lahir
sampai masa dewasa atau masa kematangan itu melalui beberapa fase sebagai
berikut :
1.
Masa vital, yaitu dari usia 0.0 sampai kira-kira 2 tahun
Pada masa
vital ini individu menggunakan funsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai
hal dalam dunianya. Menurut Frued, tahun pertama dalam kehidupan individu itu
sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatandan
ketidaknikmatan.
2.
Masa estetik, yaitu dari umur kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun
Masa estetik disebut sebagai masa pertumbuhan rasa
keindahan. Sebenarnya kata estetik diartikan bahwa pada masa ini pertumbuhan
anak yang terutama adalah fungsi panca indera. Dalam masa ini pula munculnya
gejala kenakalan yang umumnya terjadi antara umur 3 sampai 5 tahun.
3.
Masa intelektual, dari kira-kria 7 tahun sampai kira-kira 13 tahun atau
14 tahun
Setelah anak
melewati masa kegoncangan yang pertama, maka proses sosialisasinya telah
berlangsung dengan lebih efektif. Sehingga menjadi matang untuk dididik
daripada masa-masa sebelum dan sesudahnya.
4.
Masa sosial, kira-kira umur 13 atau 14 tahun sampai kira-kira 20 – 21
tahun
Masa sosial
atau remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian masyarakat karena
mempunyai sifat khas dan yang menentukan dalam kehidupan individu dalam
masyarakatnya. Peranan manusia dewasa harus hidup dalam alam kultur dan harus
dapat menempatkan dirinya, diantara nilai-nilai itu maka perlu mengenal dirinya
sebagai pendukung maupun pelaksana nilai-nilai tersebut. Untuk itulah maka ia
harus mengarahkan dirinya agar dapat menemukan diri , meneliti sikap hidup yang
lama dan mencoba-coba yang baru agar dapat menjadi pribadi dewasa.
Keluarga dan Fungsinya di Dalam Kehidupan Manusia
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat terkecil
yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini
dalam hubungannya dengan perkembangan individu sering dikenal dengan sebutan
primary group. Kelompok inilah yang melahrikan individu dengan berbgai macam
bentuk kepribadiannya dalam masyarakat. Keluarga merupakan gejala universal
yang terdapat dimana-mana di dunia ini. Sebagai gejala yang universal, keluarga
mempunyai 4 karakteristik yang memberi kejelasan tentang konsep keluarga.
Keluarga terdiri dari orang-orang yang
bersatu karena ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Yang mengikatt suami dan
istri adalah perkawinan, yang mempersatukan orang tua dan anak-anak adalah
hubungan darah (umumnya) dan kadang-karang adopsi. Para anggota suatu keluarga
biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk sautu rumah
tangga (household), kadang-kadang satu rumah tangga itu hanya terdiri dari
suami istri tanpa anak-anak, atau dengan satu atau dua anak saja. Keluarga itu
merupakan satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi,
yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak laki-laki dan anak
perempuan.
Keluarga itu mempertahankan suatu
kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih
luas. Dalam bentuknya yang paling dasar sebuah keluarga terdiri atas seorang
laki-laki dan seorang perempuan, dan ditambah dengan anak-anak mereka yang
belum menikah, biasanya tinggal dalam satu rumah, dalam antropologi disebut
keluarga inti.. satu keluarga ini dapat juga terwujud menjadi keluarga luas
dengan adanya tambahan dari sejumlah orang lain, baik yang kerabat maupun yang
tidak sekerabat, yang secara bersama-sama hidup dalam satu rumah tangga dengan
keluarga inti. Dalam keluarga sering kita jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan yang
harus dilakukan. Suatu pekerjaan yang harus dilakukan itu biasanya disebut
fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan yang harus
dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu. Macam-macam fungsi keluarga
adalah :
Fungsi Biologis
Dengan fungasi ini diharapkan agar
keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi
anak-anaknya. Persiapan perkawinan yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua
bagi anak-anaknya dapat berbentuk antara lain pengetahuan tantang kehidupan sex
bagi suami istri, pengetahuan mengatur rumah tangga bagi sang istri, tugas dan
kewajiban bagi suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak dan lain-lain. Dengan
persiapan seperti ini dapat terbentuk keluarga yang harmonis dan berpengaruh
baik bagi kehidupan bermasyarakat.
Fungsi Pemeliharaan
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar
setiap anggotanya terlindung dari gangguan-gangguan sebagai berikut :
1. Gangguan udara dengan berusaha
menyediakan rumah
2. Gangguan penyakit dengan menyediakan
obat-obatan
3. Gangguan bahaya dengan berusaha
menyediakan senjata, pagar, tembok, dll
4. Fungsi Ekonomi
5. Keluarga berusaha menyediakan kebutuhan
yang pokok, yaitu :
6. Kebutuhan makan dan minum
7. Kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya
8. Kebutuhan tempat tinggal
Fungsi Keagamaan
Dengan dasar pedoman ini keluarga
diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama
dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Fungsi Sosial
Dengan fungsi ini keluarga berusaha
untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan
nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari
peranan-peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak bila sudah dewasa
yag disebut sosialisasi. Dalam fungsi ini juga harus ada pewarisan kebudayaan
dan nilai-nilainya, misalnya : sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku,
ukuran tentang baik buruknya perbuatan dan lain-lain. Dengan melalui nasihat
dan larangan, orang tua menyampaikan norma-norma hidup tertentu dalam
bertingkah laku.
Referensi
http://agung-aka.blogspot.com/2011/10/bab-3-isd-individu-keluarga-dan.html
No comments:
Post a Comment