Judul di atas bukan berarti semua orang baik itu non muslim, munafiq,dan semua orang di dunia akan ke surga. Judul di atas saya tulis seperti itu, untuk memotivasi teman - teman semua yang beragama Islam dan mau berubah untuk mendapat tiket ke surga. Berikut kisah untuk teman - teman semua yang saya ambil dari VOA-ISLAM, simak ya.
Pada suatu hari ada seorang perempuan mengaku telah berbuat dosa. Sejak saat itu ia tidak mau lagi shalat dan berzikir. Karena baginya, dirinya adalah seorang yang sudah kotor. Tidak berhak lagi mendapatkan kasih sayang Allah. Sehingga dia tidak mau lagi shalat, tidak mau lagi berdoa kepada Allah. Semakin dia langgar perintah Allah, semakin dia berani kepada Allah. Ia sudah tidak mau lagi berharap surga. Naudzubillah min dzalik...
Pernahkah kamu punya teman seperti itu? Mungkin ada banyak orang yang memiliki pengalaman hidup seperti itu. Berputus asa dari rahmat dan ampunan Allah, Sehingga hidupnya yang gelap menjadi semakin gelap.
Rasulullah bersabda: "Tidak seorang jua pun di antara kalian, melainkan tempatnya telah ditentukan Allah di surga atau di neraka. Maka bertanya seorang sahabat, ”Ya Rasulullah ! Kalau begitu apakah tidak lebih baik kita diam saja. Menunggu suratan taqdir nasib kita, tanpa beramal.” Mendengar pernyataan ini Beliau lantas meluruskannya ; Orang yang telah ditetapkan Allah menjadi orang bahagia, adalah karena ia beramal dengan amalan orang yang berbahagia, dan orang yang telah ditetapkan Allah menjadi orang yang celaka adalah karena ia beramal dengan amalan orang celaka.
Karena itu beramallah! Semua sarana telah disediakan. Ada pun orang-orang bahagia. Mereka dimudahkan untuk mengamalkan amalan-amalan orang berbahagia. Dan orang-orang celaka. Mereka dimudahkan untuk beramal dengan amalan orang-orang celaka. Kemudian beliau membaca ayat : “Adapun orang yang memberikan ( hartanya di jalan Allah ) dan bertaqwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik ( surga ). Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil, dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik. Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya ( jalan ) yang sukar.” (QS. 92:5-10)” H.R.Muslim.
Saudaraku, surga memang diliputi dengan segala hal yang membosankan, dan tidak mengenakkan. Sedang neraka dihiasi dengan kemudahan dan keenakan. Padahal dalam kesempatan lain Rasululah Saw juga selalu memberi motivasi kepada para sahabat untuk beramal. Bahkan banyak di antara mereka yang dijamin surga.
Saudaraku, saya yakin kamu tidak akan berpangku tangan, pasrah, menerima, dan rela berjalan di atas bumi ini bagai air yang mengalir begitu saja. Tanpa tujuan, tanpa visi, tanpa azzam. Ingatkah ketika Rasulullah Saw bersabda di hadapan para sahabat. Waktu itu Matahari masih di sebelah timur kota Madinah. Hadir di sana Abu Jam’ah, Abu Ubaidah, dan beberapa sahabat lain. Sedang yang bertanya saat itu salah seorang sahabat yang dijamin surga. Dia adalah Abu Ubaidah bin Al-Jarroh, ; Wahai Rasulullah adakah orang yang lebih baik dari pada kami, Sedangkan kami telah masuk islam bersamamu dan telah berjihad bersamamu ? Maka apa jawaban beliau, ; “Ada, mereka adalah orang-orang yang hidup jauh, setelah masa kalian, mereka beriman padaku padahal mereka belum pernah melihatku”. Imam Al-Hakim telah mengabadikan hadis ini.
Dan para Ulama’ pun menyetujui kebenarannya. Hadis di atas tidak menihilkan keutamaan para sahabat dan salafusholih terdahulu. Mereka adalah generasi umat terbaik “khoirul qurun”. Hanya saja keutamaan kita saat ini, di banding mereka para sahabat adalah, kita tidak pernah berjumpa dengan nabi Muhammad. Tapi kita mengimani kenabiaan beliau. Sedang para sahabat beriman dengan kenabiannya karena mereka melihat nabi secara langsung, melihat mu’jizat-mu’jizatnya.
Memang keimanan kita tidak sebanding dengan para sahabat Rasulullah, tapi setidaknya kita berusaha mendekati agar kita juga mendapat tempat yang sudah Allah janjikan yakni : Surga.
Read more ...
Pada suatu hari ada seorang perempuan mengaku telah berbuat dosa. Sejak saat itu ia tidak mau lagi shalat dan berzikir. Karena baginya, dirinya adalah seorang yang sudah kotor. Tidak berhak lagi mendapatkan kasih sayang Allah. Sehingga dia tidak mau lagi shalat, tidak mau lagi berdoa kepada Allah. Semakin dia langgar perintah Allah, semakin dia berani kepada Allah. Ia sudah tidak mau lagi berharap surga. Naudzubillah min dzalik...
Pernahkah kamu punya teman seperti itu? Mungkin ada banyak orang yang memiliki pengalaman hidup seperti itu. Berputus asa dari rahmat dan ampunan Allah, Sehingga hidupnya yang gelap menjadi semakin gelap.
Rasulullah bersabda: "Tidak seorang jua pun di antara kalian, melainkan tempatnya telah ditentukan Allah di surga atau di neraka. Maka bertanya seorang sahabat, ”Ya Rasulullah ! Kalau begitu apakah tidak lebih baik kita diam saja. Menunggu suratan taqdir nasib kita, tanpa beramal.” Mendengar pernyataan ini Beliau lantas meluruskannya ; Orang yang telah ditetapkan Allah menjadi orang bahagia, adalah karena ia beramal dengan amalan orang yang berbahagia, dan orang yang telah ditetapkan Allah menjadi orang yang celaka adalah karena ia beramal dengan amalan orang celaka.
Karena itu beramallah! Semua sarana telah disediakan. Ada pun orang-orang bahagia. Mereka dimudahkan untuk mengamalkan amalan-amalan orang berbahagia. Dan orang-orang celaka. Mereka dimudahkan untuk beramal dengan amalan orang-orang celaka. Kemudian beliau membaca ayat : “Adapun orang yang memberikan ( hartanya di jalan Allah ) dan bertaqwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik ( surga ). Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil, dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik. Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya ( jalan ) yang sukar.” (QS. 92:5-10)” H.R.Muslim.
Saudaraku, surga memang diliputi dengan segala hal yang membosankan, dan tidak mengenakkan. Sedang neraka dihiasi dengan kemudahan dan keenakan. Padahal dalam kesempatan lain Rasululah Saw juga selalu memberi motivasi kepada para sahabat untuk beramal. Bahkan banyak di antara mereka yang dijamin surga.
Saudaraku, saya yakin kamu tidak akan berpangku tangan, pasrah, menerima, dan rela berjalan di atas bumi ini bagai air yang mengalir begitu saja. Tanpa tujuan, tanpa visi, tanpa azzam. Ingatkah ketika Rasulullah Saw bersabda di hadapan para sahabat. Waktu itu Matahari masih di sebelah timur kota Madinah. Hadir di sana Abu Jam’ah, Abu Ubaidah, dan beberapa sahabat lain. Sedang yang bertanya saat itu salah seorang sahabat yang dijamin surga. Dia adalah Abu Ubaidah bin Al-Jarroh, ; Wahai Rasulullah adakah orang yang lebih baik dari pada kami, Sedangkan kami telah masuk islam bersamamu dan telah berjihad bersamamu ? Maka apa jawaban beliau, ; “Ada, mereka adalah orang-orang yang hidup jauh, setelah masa kalian, mereka beriman padaku padahal mereka belum pernah melihatku”. Imam Al-Hakim telah mengabadikan hadis ini.
Dan para Ulama’ pun menyetujui kebenarannya. Hadis di atas tidak menihilkan keutamaan para sahabat dan salafusholih terdahulu. Mereka adalah generasi umat terbaik “khoirul qurun”. Hanya saja keutamaan kita saat ini, di banding mereka para sahabat adalah, kita tidak pernah berjumpa dengan nabi Muhammad. Tapi kita mengimani kenabiaan beliau. Sedang para sahabat beriman dengan kenabiannya karena mereka melihat nabi secara langsung, melihat mu’jizat-mu’jizatnya.
Memang keimanan kita tidak sebanding dengan para sahabat Rasulullah, tapi setidaknya kita berusaha mendekati agar kita juga mendapat tempat yang sudah Allah janjikan yakni : Surga.